Kesemutan Bisa jadi awal penyakit tumor
17 August, 2007
Siapa sih yang tidak pernah mengalami kesemutan? Umumnya kita mengalaminya akibat posisi tubuh tertentu yang membuat saraf terjepit.
Duduk di lantai dengan kaki dilipat untuk waktu lama, ketiduran saat nonton TV pada posisi tidur yang "kurang beres". Tetapi bila bagian tubuh itu dikibas-kibaskan atau digoyang-goyangkan, kesemutannya akan hilang. Karena sifatnya easy-come-easy-go, maka kita cenderung menganggap kesemutan adalah hal “biasa”, padahal kesemutan justru bisa jadi pertanda adanya hal-hal yang tidak biasa. Lho kok bisa?
Namun ada pula kesemutan yang tidak hilang sendiri. Apabila seseorang mengalami kesemutan di satu bagian tubuh, kemudian menjalar ke bagian tubuh lain di sekitarnya, dan kemudian memperburuk fungsi-fungsi tubuh lainnya, bisa jadi itu adalah manifestasi tumor di bagian depan otak. Sebuah penyakit amat serius dengan gejala awal sepele, bukan?
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Pada orang sensitif, tidur miring terlalu lama saja dapat menyebabkan kesemutan. Juga duduk dengan siku ditekuk.
Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku . Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi, lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Di sini stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris). Dari sini stimulus dikirimkan ke kulit otak ( cerebral cortex ). Baru pada saat inilah apa yang dirasakan tadi disadari oleh kamu.
Kalau ada gangguan dalam jalur sensori baku tadi, timbulah kesemutan. Kesemutan yang tidak disertai gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga disertai gangguan penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, atau lainnya. Kalau ada tumor di otak selain gejala kesemutan atau tebal tadi, ada juga sakit kepala, muntah-muntah, dan kelumpuhan kecil.
Kesemutan sebagai bagian dari gejala penyakit sebenarnya tahap paling awal dari suatu proses kehilangan rasa. Kalau tahap paraesthesia (kesemutan) sudah terlampaui, pasien meningkat pada hypaesthesia (baal) sampai akhirnya mengalami anaesthesia (hilang rasa sama sekali).
Maka bila kesemutan tak hilang hanya dengan dikibaskan, bila tadinya hanya terasa di dua jari kemudian di semua jari, lalu merambat ke tangan, bila tadinya hanya terjadi sekali-sekali namun kini hampir tiap hari, atau bila kesemutannya telah meningkat menjadi baal, itu saatnya kita pergi ke dokter
Duduk di lantai dengan kaki dilipat untuk waktu lama, ketiduran saat nonton TV pada posisi tidur yang "kurang beres". Tetapi bila bagian tubuh itu dikibas-kibaskan atau digoyang-goyangkan, kesemutannya akan hilang. Karena sifatnya easy-come-easy-go, maka kita cenderung menganggap kesemutan adalah hal “biasa”, padahal kesemutan justru bisa jadi pertanda adanya hal-hal yang tidak biasa. Lho kok bisa?
Namun ada pula kesemutan yang tidak hilang sendiri. Apabila seseorang mengalami kesemutan di satu bagian tubuh, kemudian menjalar ke bagian tubuh lain di sekitarnya, dan kemudian memperburuk fungsi-fungsi tubuh lainnya, bisa jadi itu adalah manifestasi tumor di bagian depan otak. Sebuah penyakit amat serius dengan gejala awal sepele, bukan?
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Pada orang sensitif, tidur miring terlalu lama saja dapat menyebabkan kesemutan. Juga duduk dengan siku ditekuk.
Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku . Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi, lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Di sini stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris). Dari sini stimulus dikirimkan ke kulit otak ( cerebral cortex ). Baru pada saat inilah apa yang dirasakan tadi disadari oleh kamu.
Kalau ada gangguan dalam jalur sensori baku tadi, timbulah kesemutan. Kesemutan yang tidak disertai gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga disertai gangguan penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, atau lainnya. Kalau ada tumor di otak selain gejala kesemutan atau tebal tadi, ada juga sakit kepala, muntah-muntah, dan kelumpuhan kecil.
Kesemutan sebagai bagian dari gejala penyakit sebenarnya tahap paling awal dari suatu proses kehilangan rasa. Kalau tahap paraesthesia (kesemutan) sudah terlampaui, pasien meningkat pada hypaesthesia (baal) sampai akhirnya mengalami anaesthesia (hilang rasa sama sekali).
Maka bila kesemutan tak hilang hanya dengan dikibaskan, bila tadinya hanya terasa di dua jari kemudian di semua jari, lalu merambat ke tangan, bila tadinya hanya terjadi sekali-sekali namun kini hampir tiap hari, atau bila kesemutannya telah meningkat menjadi baal, itu saatnya kita pergi ke dokter
0 komentar:
Post a Comment