klubpulsa

jontor

7 Kunci Menuju Sukses

21 February, 2009

Salah satu kunci sukses dalam bekerja adalah kemampuan bekerja sama dengan Bos atau atasan. Untuk itu anda harus menjaga hubungan tersebut agar atasan tetap menyukai anda. 7 hal yang harus dijauhkan adalah:

1. Pembohong. Siapa yang suka bekerja dengan orang yang tak jujur? Tentu tak ada. Siapapun sukar bekerja dengan orang yang akan mengatakan A padahal kenyataannya B. Apalagi seorang atasan yang menggantungkan informasi pada bawahannya. Ini dapat mengakibatkan kebocoran rahasia perusahaan.

2.Melempar Tanggung Jawab. Umumnya atasan masih bisa menerima terjadinya kesalahan yang tak disengaja tetapi akan jengkel bila si pembuat kesalahan ternyata tak mau bertanggung jawab.

3.Pembelot. Sifat inipun sangat menjengkelkan setiap atasan. Atasan mana yang tak kesal jika perintahnya dianggap angin lalu. Seraya ingin mendahulukan perintah atasan dengan menyerobot segala kesempatan yang ada.

4.Tak Disiplin. Setiap perusahaan punya aturan, dan salah satu tugas atasan adalah menjaga agar aturan berjalan lancar. Tentu dia akan jengkel apabila anda sering terlambat masuk kantor, ngobrol tak berketentuan selama jam kerja, sering absen tanpa alasan, dan sebagainya. Dan ketidakdisiplinan ini bukan saja menjengkelkan, tetapi juga seperti penyakit yang mudah menular pada karyawan lain.

5.Selalu Mengeluh. Mental seperti ini sangat merugikan diri sendiri. Ia selalu mengeluhkan segala hal yang terasa berat dijalankan.

6.Loyo. Tak ada atasan yang suka pada bawahan yang tampak loyo dan tak bersemangat. Keloyoan ini bisa tercermin dari muka murung, tampang mengantuk, atau pakaian acak-acakan. Bisa juga terlihat kalau sedang
mengerjakan tugas dengan malas-malasan, atau setengah hati, lamban, dan akhirnya mengganggu kelancaran pekerjaan.

7.Tak Punya Dedikasi. Dedikasi artinya pengabdian. Seorang bawahan yang berdedikasi tak hanya menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kalau perlu ia pun mau bekerja di luar jam kerja tanpa terlalu mempersoalkan imbalan. Bahkan tak segan untuk membantu pekerjaan orang lain bila diminta.


Read more...

Menikah..? Sudah Siapkah Mental Anda

Jika saat ini hubungan anda akan memasuki pintu gerbang yang mengantarkan anda pada kehidupan yang seutuhnya yaitu menikah. Apakah anda benar-benar siap untuk menjalani kehidupan baru ini? Mungkin bagi anda yang belum mempersiapkan mental akan mempertanyakan hal tersebut.

Tetapi saat anda memutuskan untuk menikah memang bukan suatu akhir dari masalah tetapi merupakan suatu awal dari berbagai masalah. Ada baiknya anda mempersiapkan untuk mengetahui dan merencanakan berbagai hal yang mungkin akan anda hadapi seusai menikah nanti.

Mungkin anda berpikir bahwa dengan menikah, semua masalah akan terselesaikan dengan mudah. Tapi coba tanya pada diri anda dan jujurlah apakah anda telah siap? Jangan sampai pernikahan anda batal hanya karena kurang persiapan mental dan anda harus mengujinya sebelum melaksanakannya.

Hal pertama yang harus anda lakukan adalah memastikan harapan-harapan anda pada sebuah rumahtangga. Jangan terlalu tinggi karena bila mengalami kegagalan dalam kehidupan rumahtangga anda tidak jatuh. Pastikan pikiran anda sejalan dan satu arah dengan pasangan. Bahaslah semua pemikiran berdua dengan komunikasi tanpa emosi tetapi secara seksama dan jelas agar tidak ada keraguan dalam melangkah.

Sudah cukupkah usia anda ? Ini memang bukan menjadi suatu patokan tetapi tentu ada usia pantas di mana anda siap dikatakan matang, fisik maupun mental. Ingat, kematangan mental sangat penting bagi anda dan pasangan. Sebab pernikahan adalah membangun suatu "perusahaan" tanpa jenjang karier. Karena itu, yang membuat berhasil bukan faktor prestasi tapi saling bahu-membahu dan harus meninggalkan egoisme.

Sebagai bahan pertimbangan lainnya adalah seberapa jauh anda mengenal betul pasangan, keluarganya? Berapa lama Anda berpacaran dan apa saja yang terjadi dalam hubungan itu? Berapa pula konflik dan perbedaan yang ada di antara anda berdua yang bisa diselesaikan dengan baik? Berapa banyak perbedaan lingkungan anda dengannya, entah itu keluarga, sekolah, atau pekerjaan? Dari jawaban atas pertanyaan tersebut sedikit banyak berbicara bahwa selama ini anda berdua sudah saling mencocokkan diri atau tidak.

Hal lainnya yang harus anda pertimbangan adalah bagaimana pandangan anda tentang lembaga perkawinan? Sehingga anda bisa berpikir tentang segi positif dan negatifnya. Lebih jauh kehidupan masa kecil anda dan kesehatan rumah tangga orang tua juga akan memberikan pengaruh yang cukup kuat.

Pertimbangkan juga apakah anda punya cukup uang untuk membentuk suatu perkawinan, atau paling tidak untuk memulainya. Hal ini adalah yang paling mendasar. Bila semua hal yang di atas sudah terjawab dengan baik dan anda yakin akan langkah tersebut, maka menikahlah. Kesiapan sebelum menikah akan lebih baik daripada anda tergesa-gesa dan menyesal seumur hidup.


Read more...

About This Blog

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP